Kota Palembang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia dengan jumlah pertumbuhan penduduk 1,67 juta jiwa pada tahun 2020 dan dari jumlah tersebut, terdapat 141.145 bayi (BPS 2021). Sayangnya, pada tahun 2020 terdapat 1.116 bayi yang mengalami stunting dari 121.804 bayi di Kota Palembang, sedangkan pada tahun 2019 terdapat 4.641 bayi dari total 113.718 yang tersebar di 18 kecamatan (Dinas Kesehatan Kota Palembang dalam Agustin 2020 dan Wibowo 2021). Jumlah data bayi yang mengalami masalah stunting diatas cukup memprihatinkan.
Pertumbuhan bayi di usia 0-5 tahun perlu menjadi perhatian dan konsultasi lebih mendalam untuk mengetahui perkembangan anak. Gizi merupakan substansi yang sangat penting dalam mewujudkan visi pembangunan Indonesia Sehat yang dicanangkan sejak Tahun 2010 (Nanang 2017). Gizi merupakan bagian yang penting dari tumbuh kembang bayi sehingga para orang tua harus memperhatikan gizi pada anak. Jika orang tua bayi kurang memperhatikan kondisi gizi dan kesehatan pada bayi, maka bayi akan mengalami stunting. Stunting dapat berakibat fatal jika diabaikan. Bayi akan mengalami gangguan simulasi psikososial, infeksi yang berulang dan gizi buruk. Langkah pencegahan perlu dilakukan sehingga perlu perhatian khusus dari berbagai pihak agar masalah ini di kemudian hari tidak terjadi lagi.
Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Kesehatan Kota Palembang sudah cukup berupaya mengatasi masalah stunting. Pada Tahun 2019, Dinas Kesehatan Kota Palembang sudah mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada Tahun 2018, pemerintah sudah melakukan preventif terhadap penyakit stunting dengan target ramaj putri. Pemerintah melakukan sosialisasi sebagai bentuk penyuluhan ke sekolah baik ke SMP maupun SMA untuk mengedukasi para calon ibu (remaja putri) dan sebagai bentuk antisipasi terhadap penyakit stunting. Para ibu hamil juga mendapatkan sosialisasi terkait stunting di posyandu dan puskesmas.
Hasil kinerja pada tahun 2018 dan 2019 yang telah dilakukan memberikan hasil positif terhadap penurunan angka stunting. Pada tahun 2020, kegiatan-kegiatan yang mampu menekan penurunan angka stunting terus dilakukan. Salah satunya ialah mengoptimalkan kader-kader di fasilitas kesehatan setiap kelurahan dan kecamatan. Pemerintah juga memaksimalkan pelayanan kesehetan yang sudah ada seperti di puskesmas dan posyandu. Program yang aplikatif dan inovatif pun hadir untuk mengedukasi masyarakat yaitu Martabak Har (Mari Membaca Buku Kiat Setiap Hari Rabu) dan Kietek On The Road. Kondisi ini seharusnya dapat diminimalisir dan dikurangi untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi pada bayi.
Upaya-upaya baik yang telah dilakukan harapannya dapat terus berjalan dan digiatkan oleh Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Kesehatan. Disini penulis menawarkan beberapa alternatif langkah yang bisa diaplikasikan, yaitu aplikasi Aware Stunting yang bisa dikembangkan dan diunduh di toko aplikasi (appstore/playstore). Aware Stunting bisa memberikan banyak informasi terkait definisi stunting, contoh kasus stunting, pencegahan yang bisa dilakukan oleh para orang tua di rumah untuk menjaga kesehatan bayi. Aware Stunting harus memiliki kontak person (CP) atau admin yang stand by 24 jam, bisa diambil dari profesi bidan atau perawat yang bersedia stand by merespon pertanyaan dan keluhan yang diajukan oleh para ibu di aplikasi Aware Stunting. Untuk pengembangan aplikasi ini bisa melakukan kerjasama dengan para pemberi dana bantuan (sponsorship) dari perusahaan di bidang kesehatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat.
Langkah lain yang dapat dilakukan adalah Gerakan Sarapan Bersama Bayi dan Ibu Menyusui dibawah pukul 9 pagi. Para Ibu dan bayi dapat diajak dan dikontrol untuk melakukan sarapan pagi bersama yang dikoorinatori oleh bidan atau perawat di Puskesmas. Hal ini bisa dilakukan dengan berkumpul di Puskesmas pada hari Kamis di setiap pekan guna mengantisipasi kekurangan gizi pada anak. Selain itu, ibu bayi perlu melaporkan jadwal makan pada bayi dan bisa meng-update di aplikasi Aware Stunting layaknya mengisi catatan harian (diary) si kecil. Langkah-langkah ini perlu digalakkan, disosialisasikan dan dijalankan oleh berbagai pihak terkait, baik Dinas Kesehatan, para ibu dan para tenaga kerja kesehatan. Upaya yang baik ini adalah bentuk konkrit yang nyata bagi kita semua agar harapan terhadap penyakit stunting dapat menjadi masalah yang teratasi.
Referensi :
Agustin, FM. 2020. Nah Lho, Ada 4641 Balita di Palembang Mengalami Kasus Stunting. https://sumsel.idntimes.com/ [Diakses 2 Januari 2022]
Badan Pusat Statistik. 2021. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (Jiwa) 2018-2020. https://palembangkota.bps.go.id/ [Diakses 2 Januari 2022]
Nanang, S. 2017. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Gizi Balita pada Dinas Kesehatan Kota Palembang [skripsi]. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Wibowo, GH. 2021. 1116 Balita di Palembang Alami Stunting. https://www.medcom.id/ [Diakses 2 Januari 2022]