Oleh: Hindun N. Sa’adah

For Oldy sebuah organisasi di salah satu kota kecil di Thailand.

Jika kita terjemahkan dengan terjemahan bebas. For old artinya untuk orang tua. Ya. Organisasi ini dibentuk untuk kepentingan orang tua. Menurut pendirinya, yaitu Pi Nuch, begitu sebutannya. Ia menjelaskan bahwa komunitas ini dia bangun untuk fokus pada kehidupan dan kesejahteraan para orang tua. Jika selama ini organisasi kebanyakan hanya fokus pada perkembangan dan kehidupan anak, karena anak disebut sebagai tonggak awal generasi dan keberhasilan bangsa, maka berbeda dengan Pi Nuch. Ia justru fokus dan selalu memperjuangkan kehidupan para orang tua.
Berawal dari pengalaman Pi Nuch saat berkunjung ke jepang. Dia melihat kehidupan lansia di Jepang. Bersamaan dengan keinginan untuk merawat ibu, setelah ayahnya meninggal pada Agustus 2002, Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari dinas pemerintah untuk mulai bekerja untuk orang tua dan merawat ibunya dengan cermat.

Perjalanan Pi Nuch dalam menginisiasi for oldy tidaklah mudah, pasalnya kehidupan lansia memang membingungkan, Apa yang bisa kita peroleh dari kehidupan lansia? Dari segi kekuatan, kehidupan lansia sudah tidak bisa kita harapkan kecuali hanya sehat dan tidak merepotkan orang lain. Secara usia, usia yang tidak produktif sudah tidak bisa di ‘utak-atik’ menjadi sesuatu yang bisa kita manfaatkan. Memang tidak mudah kecuali hanya berharap lansia tersebut bisa bertahan pada kehidupannya sendiri. Hal tersebut yang juga menjadi sebuah fenomena ‘dilemma sosial’ dalam pengambilan keputusan dan pemilihan program untuk lansia.

Perjalanan di mulai dari bergabung dengan lembaga bisnis sosial yang diberi nama “Ban Poonsuk”, menyediakan layanan penitipan anak untuk orang tua dan menghasilkan pendapatan untuk mendukung pendidikan anak yatim piatu yang miskin atau tidak berdaya. Sembari memulai perjalanan untuk mewujudkan mimpi dengan mempelajari pekerjaan rumah dan meningkatkan kualitas hidup melalui lembaga bisnis sosial untuk anak-anak dengan tetap berorientasi agar bisa mendirikan lembaga untuk lansia meskipun hal tersebut bukanlah merupakan hal yang mudah, butuh modal yang besar juga sumber daya yang memadai.

Berbagai kegiatan Pi Nuch lakukan untuk mewujudkan keinginannya, bahkan dengan modal mandiri yang dikeluarkan dari dompetnya. Tak hanya sekali, Pi Nuch berkali-kali melakukan studi banding untuk mempelajari mengenai pekerjaan bakti sosial untuk lansia di luar maupun dalam negeri, karena membutuhkan modal yang besar untuk memulai, Pi Nuch akhirnya melakukan pengembangan sosial dengan bekerjasama dengan yayasan.

Hingga akhirnya pada tahun 2010 Pi Nuch dengan lembaganya yang diberi nama for oldy mendapat anggaran untuk mendukung kegiatan lansia dari Yayasan Pembinaan Pekerjaan Lansia. Fokus Lembaga yaitu melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas hidup lansia di kalangan kelompok lansia yang merupakan orang tua dari anak penerima beasiswa di komunitas yang memberi dana.

Pada tahun 2013, Yayasan kelompok ‘Kalayanamitrs’ tertarik dengan program lansia. Pi Nuch dan organisasinya mempresentasikan proyek lansia dan menerima dana awal sebesar 50.000,-baht dikhusukan untuk memulai toko kakek-nenek. serta melaksanakan proyek untuk lansia dengan dukungan dan kerja sama sekelompok kecil sukarelawan yang tertarik dengan masalah lansia di masyarakat Thailand serta mendukung pembentukan sistem perawatan dan pengembangan kualitas hidup oleh lansia dalam komunitas dengan partisipasi Konkrit dalam masyarakat yang peduli dengan konsep “tumbuh dengan nyaman, rasa sakit pergi dengan damai”.

Hingga beberapa tahun berjalan, sampai pada tahun 2015, for oldy mendapat proyek peningkatan kualitas hidup untuk lansia dan ikut serta dalam salah satu kegiatan dari Help without Borders Thailand Foundation. Kemudian pada tahun 2017 untuk proyek lansia tua di bawah Yayasan Help Without Borders Thailand dapat menjadi anggota HelpAge International.

Bertahun-tahun Pi Nuch berjuang untuk bisa membantu lansia di kawasannya, bertahun-tahun pula Pi Nuch melakukan pendataan dan observasi langsung kepada semua lansia dikawasannya tanpa ada yang tertinggal satupun, bertahun-tahun pula Pi Nuch melakukan edukasi, sekecial edukasi bagaimana cara menghubungi orang sekitar jika terjadi bahaya atas dirinya, membacakan dan mengedukasi bagaimana upaya yang harus dilakukan saat sesak nafas. Pasalnya penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah sesak nafas, serta edukasi upaya antisipasi-antisipasi lainnya yang bisa saja dialami oleh para lansia hingga pada akhirnya memberikan pelatihan untuk menciptakan sebuah produk yang akhirnya bisa dipasarkan dalam sebuah toko yang diberinama ‘toko kakek nenek’.

Toko kakek nenek

Alat atau peralatan medis sangat penting untuk lansia, ketika kondisi fisik mulai memburuk namun keadaan ekonomi sedang tidak baik, maka diperlukan sebuah formula baru yang tidak menjadi beban tambahan bagi lansia. Perjalanan Pi Nuch dalam melahirkan toko kakek nenek sama susahnya ketika memulai program for oldy, toko kakek nenek memang terintegrasi dan merupakan produk dari for oldy, ada satu kesatuan dan tidak terlepas dari fol oldy itu sendiri.

Ketika kondisi badan lansia yang tidak sekuat saat masih muda, dan kondisi ekonomi tidak dapat diusahakan lagi seperti dulu, padahal kebutuhan terhadap alat medis sangat dibutuhkan oleh para lansia maka penggunaan barang bekas merupakan solusi yang tepat, selain murah, penggunaan alat bekas merupakan dukungan pada visi ramah lingkungan. Tentu saja alat bekas bukan semata-mata ‘seadanya’ namun diproses sedemikian rupa seperti sterilisasi, perbaikan, hingga layak pakai.

Perjuanagan Pi Nuch dalam mengusahakan hadirnya alat-alat untuk lansia seperti kursi roda, tongkat bantu jalan, kursi kamar mandi, kerangka pegangan di thoilet, hingga ranjang pasien. Tidak bisa dikatakan mudah, butuh perjuangan khusus, yes, lagi-lagi sama susahnya ketika ia mendirikan for oldy. Semua lansia dari seluruh perjuru Thailand berhak untuk menggunakan alat-alat yang ada di for oldy. penggunaan alat bekas merupakan dukungan pada visi ramah lingkungan.

Karena bukan merupakan barang baru alis bekas, tentu saja alat-alat tersebut bisa didapatkan dengan harga miring. Tentu saja hal tersebut berlaku untuk lansia yang mampu membeli alat bekas layak pakai tersebut. Namun, bagi lansia yang tidak mampu untuk membeli sangat diijinkan untuk menyewa dan bagi lansia yang tidak mampu untuk membeli dan menyewa alat tersebut sangat bisa dimanfaatkan untuk dipinjam dengan cuma-cuma. yang paling mengesankan, biaya yang telah dibayarkan oleh siapapun penyewa alat-alat medis tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan dan peningkatan kualitas hidup lansia. Pi Nuch tidak memikirkan berapa profit yang akan didapatkan dan berapa yang bisa ia nikmati. Ia hanya berorientasi pada bagaimana lansia disekitarnya dapat tetap menjalani hidup dengan damai dan tanpa keputusasaan. Selain menyediakan alat-alat medis, toko kakek nenek juga menyediakan produk dari hasil karya lansia yang selama ini diajari khusus oleh Pi Nuch dan tim relawannya. Produk tersebut berupa souvenir seperti: dompet, pembalut kain, boneka handmade dll. Semua dibuat dengan menggunakan bahan bekas bersih layak pakai.

Perjuangan Pi Nuch dalam menghidupkan for oldy memang tidak mudah, perjuangan yang selama ini dilakukan Pi Nuch kepada para lansai bertahun-tahun tentu menghasilkan buah, meskipun tidak semua buah itu rasanya manis. Doa untuk for oldy semoga semakin bertumbuh dan panjang umur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *