Pada era pandemi ini, mau tidak mau anak – anak usia sekolah banyak yang sudah memiliki gadget karena tuntutan sekolah online. Jika dulu sebagian anak – anak bisa menggunakan gadget saat malam hari jika orang tuanya berada di rumah sepulang kerja namun sekarang anak – anak bisa memegang gadget bahkan disiang hari karena harus mengikuti sekolah online dan tanpa pengawasan orang tua jika orang tuanya bekerja. Tingginya akses internet yang didukung kepemilikan akun media sosial pribadi dan kemudahan mengakses situs web atau aplikasi tertentu menyebabkan kebebasan anak dalam menggunakan gadget membawa dampak buruk bagi anak.
Menurut sebuah studi dari Grunwald Associates, 41% dari responden dengan usia 14 tahun ke atas menghabiskan waktunya untuk bermain video games di kamar tidur, sedangkan 10% responden usia 2-7 tahun menghabiskan waktunya untuk bermain video games di kamar tidur. Selain itu, penggunaan internet dikalangan anak-anak menunjukkan bahwa 78% dari responden dengan usia 13-17 tahun mengatakan jika mereka menggunakan internet untuk bermain games dan surfing di situs web ketika mereka sendirian. Hasil penelitian terbaru yang dikeluarkan oleh Pew Internet dan American Life Project menunjukkan bahwa remaja dengan usia 14 tahun keatas merupakan remaja yang online setiap hari adalah remaja yang orang tuanya menggunakan media digital, menggunakan komputer atau handphone di ruang pribadi seperti kamar tidur daripada di ruang publik di rumah seperti ruang tamu, belajar, ruang kerja, atau ruang keluarga (https://www.unicef.org/indonesia/id/media_22169.html, diakses pada tanggal 04 Januari 2021). Privatisasi penggunaan media dalam rumah telah menjadi topik perhatian di masyarakat dan orang tua sangat disarankan untuk memantau penggunaan media yang digunakan oleh anak-anak mereka dengan menempatkan komputer dan televisi di ruang keluarga dan tidak di kamar tidur masing – masing.
Sebagian orang tua mungkin menganggap bahwa anak – anak yang menginjak remaja harus diberi privasi sendiri baik dari segi kamar tidur sendiri atau kebebasan menggunaan gadget pada anak. Orang tua dengan segala kesibukannya kadang lupa mengontrol kegiatan anaknya selama anaknya berada di kamarnya atau apa saja yang sedang diakses oleh anak di internet. Sementara itu, usia anak – anak hingga remaja masih belum mampu menyaring mana yang baik dan mana yang buruk untuk anak seusianya. Masa remaja adalah masa ketika remaja mulai mengeksplorasi dan menegaskan identitas pribadi mereka. Selama periode perkembangan ini, remaja terlibat dalam proses mencari identitas diri. Adalah umum bagi remaja untuk memiliki perasaan diri yang tidak stabil dan mencoba untuk mengisi waktu luangnya atau melampiaskan emosinya dengan melihat konten – konten di media sosial atau membaca status web atau aplikasi tertentu yang bisa diakses oleh siapa saja. Selain itu, remaja mungkin berjuang untuk mendefinisikan identitas seksual dan gender mereka selama masa remaja. Sementara masalah identitas yang tidak stabil ini adalah bagian umum dari remaja awal, mereka cenderung stabil antara usia 19 dan 21 tahun, menurut Akademi Anak Amerika dan “Fakta untuk Keluarga” Remaja, seperti dikutip oleh Early Head Start National Resource Center.
Sikap dan kekhawatiran orangtua memiliki pengaruh besar pada praktek regulasi di rumah, dan untuk menciptakan regulasi yang sesuai, dibutuhkan proses produksi dan mereproduksi struktur melalui interaksi antar anggota keluarga (Vangelisti. 2003). Struktur keluarga menyediakan kerangka kerja yang terorganisir dengan baik untuk membahas organisasi sosial dalam unit keluarga dan memberikan gambaran tentang penggunaan teknologi media dalam keluarga. Minuchin menawarkan deskripsi berikut dari keluarga dan keluarga struktur “Family structure is the invisible set of functional demands that organizes the ways in which family members interact. A family is a system that operates through transactional patterns.Repeated transactions establish patterns of how, when, and to whom to relate, and these patterns underpin the system” (Vangelisti, 2003). Dari definisi tersebut, interaksi keluarga memainkan peran penting dalam membangun struktur dalam keluarga. Untuk memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi keluarga, Minuchin menunjukkan bahwa “sistem keluarga membedakan dan melaksanakan fungsinya melalui subsistem” dan bahwa perbedaan generasi, jenis kelamin, ketertarikan, atau fungsi dapat menentukan subsistem yang berbeda. Salah satu subsistem dalam keluarga adalah parental subsystem yang terbentuk pada saat kelahiran anak pertama. Subsistem ini meliputi tanggung jawab orang tua untuk merawat, membesarkan, dan mendisiplinkan anak, terkait dengan hubungan antara orang tua dan anak-anak. Komunikasi interpersonal tentang media digital interaktif dan penggunaan media tersebut untuk komunikasi interpersonal, memainkan peran dalam pola komunikasi dan hubungan yang terjadi dalam struktur keluarga. Keakraban dengan teknologi digital cenderung menjadi faktor dalam menentukan diskusi keluarga dalam menggunakan media digital (literasi media) (Vangelisti, 2003).