Penulis: Aziizah Fathoonah Lung

Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Pakaian memiliki fungsi sebagai penutup tubuh, kesopanan, dan daya tarik, selain itu pakaian juga menjadi tolak ukur seseorang dalam penilaian awal terhadap orang lain. Seiring perkembangan zaman dan teknologi trend fashion khususnya busana semakin hari semakin berkembang pesat dan beragam.

Kemajuan teknologi memudahkan masyarakat untuk menjumpai berbagai macam model pakaian yang bisa dibeli tanpa harus keluar rumah. Untuk memperoleh keinginan mengikuti trend fashion, masyarakat berlomba-lomba membeli pakaian yang bagus, unik dan memilki estetika yang tinggi. Keinginan mendapatkan pakaian yang unik dan harga terjangkau banyak masyarakat memilih untuk membeli pakaian bekas, meskipun sudah ada larangan dari pemerintah mengenai pembelian barang bekas, hal tersebut tidak menyurutkan beberapa orang untuk tetap membeli pakaian bekas.

Trend baju bekas atau yang lebih sering dikenal thrift-shop saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat umumnya kalangan anak muda terutama wanita, kebutuhan pakaian, harga yang murah, dan merek yang dijual menjadi salah satu alasan banyaknya kaum muda yang membeli pakaian bekas (Wahyu, 2018). Di Indonesia banyak sekali penjual pakaian bekas, umumnya terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan kota-kota lainnya. Hal itu menyebabkan banyaknya konsumen yang beresiko dari produk barang bekas yang tidak aman dan higenis (Janna, 2017).

Kementrian Perdagaangan telah melakukan pengujian dari 25 contoh pakaian bekas yang diambil secara acak dari daerah Pasar Senen, Jakarta. Setelah dilakukan pengujian ditemukan sejumlah koloni jamur yang ditunjukkan oleh parameter angka lempeng total (ALT) yang nilainya cukup tinggi. Kandungan jamur sebesar 36.000 koloni/g dan 216.000 koloni/g kandungan mikroba pada pakaian bekas (siaran pers). Widodo selaku Direktur Jendral Standarisasi Dan Perlindungan Konsumen mengungkapkan jamur yang diduga hidup pada pakaian bekas yaitu kapang (Aspergillus sp) dan khamir (candida sp.) (Kementrian Perdagangan RI, 2015).

Selain itu pakaian bekas yang tidak dicuci sampai bersih dapat menyebabkan panu (pityriasis vulgaris) dengan gejala berupa bercak putih atau bercak kemerahan, bersisik, dan terasa gatal terutama saat berkeringat. Pakaian bekas juga bisa menjadi media penularan penyakit herpes simpleks, gejala berupa gelembung cair seperti cacar pada kulit, jika pecah dan menempel di pakaian, hal tersebut dapat menularkan penyakit ke pada orang lain yang mengenakan pakaian tersebut.

Dalam penelitian Mawar Hidayati (2011) dari 30 masyarakat yang menjadi sampel penelitian, 17 diantaranya dikategorikan kurangnya pengetahuan akan dampak pakaian bekas bagi kesehatan, 9 masyarakat dikategorikan mengetahui dampak pakaian bekas bagi kesehatan dan 4 lainnya dikategorikan cukup tahu akan dampak penggunaan pakaian bekas bagi kesehatan.

Berdasarkan hal tersebut perlu kehati-hatian bagi masyarakat dalam membeli pakaian khususnya pakaian bekas yang dapat menjadi sumber penyakit, serta edukasi kepada masyarakat dampak negatif bagi kesehatan dalam membeli dan menggunakan pakaian bekas. Untuk meningkatkan ke amanan bagi masyarakat yang membeli pakaian bekas, masyarakat perlu memastikan kebersihannya untuk meminimalisir resiko terinfeksi bakteri, jamur atau virus. Dengan mencuci ulang pakaian dan merendamnya menggunakan air panas dengan suhu 100 derajat celcius, lalu dicuci dengan menggunakan sabun dan tambahkan cairan antiseptik, bilas dengan bersih. Jemur pakaian hingga kering lalu setrika pakaian tersebut.

Sumber :
Fadli, Z., Februadi, A., & Senalasari, W. 2021. Mengukur tingkat persepsi resiko konsumen terhadap produk pakaian bekas. Politeknik negri bandung : bandung.
Hidayati, Mawar. 2011. Tinjauan Yuridis Terhadap Keamanan Dan Keselamatan Konsumen Pakaian Bekas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Universitas Hasanuddin Makasar : Makasar
Janna, N. 2017. Identifikasi Jamur Pada Pakaian Bekas Yang Dijual Di Beberapa Pasar Di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Politeknik Kesehatan Kendari : Kendari.
Putri. A.F. 2015. Kemdag Temukan Ratusan Ribu Bakteri pada Sampel Pakaian Impor Bekas. https://www.beritasatu.com/kesehatan/246384/kemdag-temukanratusan-ribu-bakteri-pada-sampel-pakaian-impor-bekas. Diakses 4 Januari 2022
Tyaswara, B., Taufik, R. R., Suhadi, M., & Danayati, R. 2017. Pemaknaan terhadap fashion style remaja di bandung. Jurnal komunikasi, Vol VII No. 3. Universitas BSI Bandung : bandung.
Wahyu, Y.I. 2018. Faktor-Faktor Pendorong Orang Membeli Pakaian Bekas Di Yogyakarta. Universitas Sanata Sharma : Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *